Batubara

Pertambangan batubara membawa kerusakan terhadap bentang alam dan penghidupan di Kalimantan, tempat demam batu bara sedang mencapai puncaknya. Indonesia kini merupakan pengekspor batu bara termal terbesar di dunia - dengan memasok stasiun-stasiun pembangkit tenaga listrik dan menciptakan listrik di India, Cina, Eropa, dan banyak negara lain di dunia.

DTE berkampanye untuk menentang keterlibatan Inggris dalam demam batubara Indonesia. Kami ingin permintaan atas batu bara dikurangi guna melindungi penghidupan di Kalimantan dan juga untuk mengurangi emisi rumah kaca Inggris.

Pertambangan batubara raksasa Kaltim Prima Coal milik Bumi Resources di Kalimantan Timur. (Foto:JATAM)

Bagaimana dorongan pemerintah Inggris terhadap perdagangan dan investasi berisiko memperburuk keadaan bagi masyarakat yang tertindas

DTE 98, Maret 2014

Informasi singkat DTE, 14 Juni 2012

Para aktivis mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengusik kepada Bumi plc dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang pertama di London hari Kamis tanggal 14 Juni 2012. Bumi plc mendaftarkan diri dalam Bursa Saham London (LSE) awal tahun ini di tengah-tengah kritik mengenai tata pengelolaan, lingkungan dan hak asasi manusia.

Down to Earth 87, Desember 2010

DTE sudah mulai memutakhirkan kegiatannya secara singkat agar masyarakat mengetahui lebih banyak tentang kampanye, pembangunan kapasitas dan kegiatan informasi kami. Umpan balik sangat diharapkan: harap hubungi dte@gn.apc.org.

Down to Earth No.85 - 86, Agustus 2010

Indonesia kini merupakan pengekspor terbesar batubara termal di dunia - dengan memasok stasiun pembangkit tenaga listrik di India, Cina, Eropa dan banyak negara lainnya di seluruh dunia.

Down to Earth No.85 - 86, Agustus 2010

Seperti apa hubungan batubara antara Indonesia dan Inggris? Bagaimana hubungannya dengan masyarakat biasa-mulai dari konsumen dan pemegang saham di Inggris hingga masyarakat yang menderita karena terimbas dampak penambangan batubara di Indonesia? Artikel ini merupakan hasil investigasi awal terhadap hubungan itu.

Oleh Carolyn Marr, DTE