Hak asasi manusia

Down to Earth Nr 50  Agustus 2001

Wilayah yang dilindungi seperti Siberut semakin mudah di-eksploitasi - secara sah maupun tidak - karena krisis ekonomi Indonesia yang berkepanjangan, ditambah dengan dampak UU otonomi daerah dan pengalihan hak perolehan pendapatan.

London, 31 Juli 2001

"Sekali lagi terbukti bahwa perhatian international hanya terpusat pada kekuasaan politik di Jakarta dan mengabaikan nasib jutaan rakyat miskin yang terampas hak-haknya, khususnya mereka yang tinggal di 'luar Jawa'", ujar Frances Carr dari Down to Earth - lembaga Kampanye Internasional untuk Keadilan Lingkungan di Indonesia.

Down to Earth Nr 49  Mei 2001

Pada bulan Maret perusahaan asal Amerika Serikat, Exxon Mobil, mengumumkan penghentian sementara operasi mereka di ladang gas dan minyak di Aceh karena situasi keamanan yang semakin memburuk. Bukanlah hal yang kebetulan jika beberapa hari kemudian, pemerintah Jakarta mengumumkan akan melakukan operasi militer di wilayah yang tengah dilanda konflik.

Down to Earth Nr 49  Mei 2001

Kerusuhan etnis di Kalimantan Tengah berakar pada pelanggaran yang telah berlangsung selama beberapa dekade atas pelanggaran hak-hak masyarakat adat serta pengrusakan besar-besaran atas sumber alam di propinsi tersebut.

Down to Earth Nr 48  Februari 2001

Dunia sekarang ini diatur oleh perusahaan-perusahaan trans-nasional (TNC) besar yang telah merambah ke dalam setiap wilayah produksi yang tergantung pada minyak alam. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Oilwatch, sebuah jaringan kerja LSM internasional tentang masalah perminyakan.

Down to Earth Nr 48  Februari 2001

Ketika eksplorasi minyak dan gas secara besar-besaran terus berlangsung di Indonesia, tuntutan masyarakat di tempat industri-industri tersebut beroperasi semakin keras untuk menghentikan polusi dan mendapatkan kompensasi yang adil.

Down to Earth Nr 47  November 2000

Beberapa bulan belakangan terlihat aksi-aksi yangtidak pernah terjadi sebelumnya yang langsung dilakukan masyarakat setempat dan para pekerja pertambangan untuk memprotes ketidakadilan di PT KEM milik Rio Tinto dan Kaltim Prima.