Publikasi

Penerbitan utama DTE adalah buletin triwulanan. Kami juga memproduksi serentang penerbitan lainnya – mulai dari buku sampai lembar pembaruan informasi.

Down to Earth Nr 55  November 2002

Ketegangan antara perusahaan perkebunan HSL dan masyarakat adat di daerah Manis Mata, Kalimantan Barat terus meningkat. Pada bulan Juli, perusahaan milik Inggris tersebut mulai membebaskan tanah adat penduduk desa Terusan, walaupun masyarakat telah berulang kali menyatakan penolakan mereka secara bersungguh-sungguh terhadap kelapa sawit. Sengketa tanah ini berlanjut menjadi perkara terhadap hak atas tanah adat.

Down to Earth No 53/54  Agustus 2002

LSM-LSM Papua Barat di Manokwari mengeluarkan sebuah seruan kepada BP, yang meminta penangguhan kegiatan proyek penambangan gas BP di Tangguh. Seruan tersebut dikeluarkan menyusul pendudukan selama sehari di base-kamp proyek tersebut yang terjadi pada bulan Mei. Persoalan utamanya tetap berkisar pada campur tangan polisi dalam proyek tersebut.

Down to Earth No 53/54  Agustus 2002

Perusahan minyak terbesar di dunia ini tengah berjuang menghadapi tuntutan HAM dengan menyatakan bahwa kasus itu akan memperburuk hubungan-hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Down to Earth No 53/54  Agustus 2002

April tahun ini pemerintah Indonesia dan Inggris menanda-tangani kesepakatan untuk memberantas penebangan kayu dan perdagangan internasional produk kayu secara liar. Apa yang sudah ditindak-lanjuti sejauh ini?

Down to Earth Nr 52  Februari 2002

Begitu M. Prakosa menduduki jabatan sebagai Menteri Kehutanan yang keempat dalam empat tahun ini, arah kebijakan kehutanan menjadi semakin jelas

Down to Earth No 52  Februari 2002

Sejak laporan terakhir DTE tentang Proyek Tangguh bulan Agustus 2001 (DTE 50), profil internasional pembangunan gas Tangguh milik BP menegaskannya sebagai "uji coba" untuk menerapkan niat baik perusahan dalam praktek. Meskipun demikian, sejauhmana komitmen BP dinyatakan dengan ikhlas masih dipertanyakan. Selain itu, seberapa jauh faktor-faktor eksternal –seperti pihak militer di Indonesia- akan membatasi kemampuan perusahaan melakukan apa yang mereka rencanakan.

Down to Earth No 52  Februari 2002

Sekarang ini, BP mengelola dan memiliki usaha bersama pertambangan terbesar di Indonesia. Mereka memegang saham sejumlah 50% di PT Kaltim Prima Coal (KPC). Ini merupakan operasi besar yang membuka wilayah-wilayah pertambangan dekat Sanggata, Kalimantan Timur. Pemilik 50% saham lainnya adalah Rio Tinto, sebuah perusahaan milik Anglo-Australia.