Menuntut tanggungjawab BP atas berbagai dampak proyek Tanggguh

Laporan baru: Proyek Tangguh, BP dan Standar Internasional. Sebuah analisis mengenai berbagai komitmen BP terkait proyek Tangguh di Papua Barat serta tanggungjawab sosial dan lingkungan mereka.

April, 2011

BP, perusahaan energi dari Inggris, barangkali saat ini paling dikenal dengan kecelakaan meledaknya sumur pengeboran Deepwater Horizon yang fatal dan mengakibatkan tumpahnya minyak di Teluk Meksiko tahun lalu. Perusahaan ini juga sangat dikenal di Indonesia sebagai salah satu investor terbesar di negeri ini. Dulu pernah bermitra dengan Rio Tinto dalam perusahaan tambang besar Kaltim Prima di Kalimantan Timur, BP saat ini mengoperasikan proyek ekstraksi gas dan pemrosesan gas alam cair (LNG) di Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat.
 

Proyek raksasa yang dibangun di atas tanah adat orang Papua ini membawa perubahan hebat di Teluk Bintuni, juga terhadap masyarakat di sana dan lingkungan sekitarnya.
 

Sejak rencana pembangunan proyek Tangguh diumumkan, DTE telah memantau perkembangannya dan mengangkat berbagai kekuatiran akan dampak sosial, lingkungan dan HAM yang ditimbulkan proyek tersebut. Kami telah menyoroti berbagai seruan yang menuntut penghentian proyek tersebut jika kekuatiran akan berbagai masalah tersebut belum disikapi dengan baik. Kami menolak investasi dana publik melalui ADB di Tangguh dan mengangkat masalah terkait berbagai dampak perubahan iklim. DTE juga menghadiri pertemuan tahunan secara teratur dengan kelompok penasihat yang dibentuk BP (TIAP) untuk menyampaikan secara langsung berbagai keprihatinan tersebut kepada perusahaan.
 

BP terus meyakinkan publik di Papua, Indonesia dan London bahwa Tangguh adalah proyek 'kelas dunia', dengan standar yang tinggi dalam isu HAM, lingkungan dan tanggung jawab sosial. Tetapi, apa arti komitmen-komitmen tersebut bagi masyarakat di sana? Berbagai laporan terakhir menyebutkan bahwa program sosial perusahaan tidak terwujud sebagaimana yang direncanakan, dan masyarakat setempat marah akan kurangnya peluang kerja, atas hilangnya atau menyempitnya mata pencaharian dan kurangnya komunikasi yang berarti dengan perusahaan.
Karena gas dari Tangguh diambil dari dasar Teluk Bintuni dan diproses menjadi LNG untuk kemudian dikirim ke pasar di Cina, Korea dan sebagainya, masih harus dibuktikan. bagaimana tepatnya dan apakah memang masyarakat setempat akan memetik manfaat jangka panjang dari proyek tersebut. Saat ini DTE percaya bahwa masyarakat setempat akan memiliki landasan yang lebih kuat untuk menuntut tanggung gugat BP secara sosial dan lingkungan jika mereka memiliki akses terhadap informasi yang lebih lengkap mengenai berbagai komitmen BP terhadap mereka.
 

Atas dasar itu, DTE telah menerbitkan rincian komitmen BP terhadap standar lingkungan dan HAM di proyek Tangguh. Kompilasi ini tersedia dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

1.Lihat DTE 85-86, Augustus 2010.

AttachmentSize
Tangguh, BP and International Bahasa 12 April 2011.pdf343.5 KB