Switch to English



Factsheet Down to Earth tentang Lembaga-lembaga Keuangan Internasional

Nr 14, Agustus 2001


LKI di Indonesia

LKI adalah singkatan dari Lembaga-lembaga Keuangan Internasional atau International Financial Institutions (IFIs). LKI merupakan organisasi internasional, yang beranggotakan beberapa pemerintahan negara, biasanya negara maju. Mereka meminjamkan uang kepada negara berkembang. LKI yang paling menonjol adalah Kelompok Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Asian Development Bank (ADB). LKI juga dikenal sebagai Bank-bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Banks).

Seri Factsheet bulanan tentang LKI ini menyajikan informasi tentang kiprah mereka di Indonesia.

Bagian 1 dari 2 bagian

Korporasi Keuangan Internasional (IFC): badan Kelompok Bank Dunia untuk sektor swasta

International Finance Corporation (IFC) atau Korporasi Keuangan Internasional dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) atau Badan Penjamin Investasi Multilateral adalah bagian Kelompok Bank Dunia yang berurusan dengan sektor swasta. Bank Dunia (nama yang lebih dikenal untuk IBRD dan IDA) berurusan dengan pemerintah, sedangkan IFC dan MIGA hanya berurusan dengan kalangan bisnis, yaitu dengan memberikan pinjaman, ekuitas, jasa investasi, bantuan teknis, dan asuransi. IFC, yang dibentuk pada tahun 1956, telah bekerjasama dengan hampir 2000 perusahaan di 129 negara. Sebagai salah satu badan Kelompok Bank Dunia yang paling cepat pertumbuhannya, keberadaan IFC penting adanya. Berbarengan dengan terus meningkatnya investasi asing langsung di negara-negara berkembang, permintaan terhadap jasa-jasa pelayanan IFC (dan MIGA) juga semakin bertambah. Factsheet DTE kali ini memberikan pengantar tentang IFC mengenai operasi, portfolio, struktur korporasi dan kiprahnya di Indonesia. Factsheet DTE edisi berikutnya akan meninjau kebijakan-kebijakan IFC, soal tanggung gugat (accountability), dan berbagai kritik terhadap operasi dan pendekatan lembaga tersebut.

Tiga Peran IFC

IFC mengatakan bahwa tujuan jangka panjang mereka adalah meningkatkan taraf hidup melalui pembangunan ekonomi dalam tiga cara berbeda:

Salah satu cara yang digunakan IFC untuk meraih tujuannya adalah dengan menekankan "sindikasi" - yaitu kumpulan modal dari beberapa sumber swasta - sebagai bagian penting dari portfolionya. Beberapa tahun belakangan ini, IFC meluaskan jangkauan operasinya ke negara-negara yang lebih berisiko yang pada umumnya dihindari oleh para investor. Mereka memberikan pinjaman kepada para broker keuangan untuk membantu membangun infrastruktur perdagangan dan keuangan di negara-negara berkembang, seperti perusahaan leasing dan pasar sekuritas.


Operasi IFC

Instrumen utama IFC adalah pinjaman, ekuitas dan sindikasi.

IFC juga menyediakan aneka jasa kepada investor, seperti memberi saran tentang seluk-beluk undang-undang dan pasar di negara berkembang, bantuan teknis, dan konsultasi mengenai proyek tertentu. Untuk jasa semacam itu, IFC menerapkan biaya sesuai harga pasar. Kadang-kadang, IFC juga memberikan jaminan untuk proyek-proyek.

Selain jasa resminya, IFC dipandang sebagai "sahabat investor" di negara berkembang karena afiliasinya dengan Bank Dunia, dan hubungan yang erat dan pengaruhnya terhadap pemerintahan negara peminjam.

Kelompok Bank Dunia juga mendukung sektor swasta melalui badan anggota lainnya yaitu, Badan Penjamin Investasi Multilateral (MIGA). MIGA memberikan asuransi investasi terhadap risiko-risiko nonkomersial di negara-negara berkembang. Keterlibatan MIGA dalam sebuah proyek dipandang sebagai cara untuk memperkuat keyakinan dikalangan investor swasta dan publik yang terlibat dalam proyek di negara berkembang yang memiliki risiko-risiko politik.


Struktur Korporasi IFC

IFC berbasis di Washington, DC, dengan kantor-kantor cabang tersebar di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar proyek masih dikendalikan dari kantor pusat di Washington, IFC bermaksud mendesentralisasikan administrasi portfolionya ke kantor-kantor cabang. Secara hukum IFC terpisah dari Bank Dunia dan memiliki Dewan Direktur sendiri. Dalam praktiknya anggota Dewan IFC adalah orang-orang yang sama dengan Dewan Bank Dunia. Presiden IFC, James Wolfensohn, adalah Presiden Kelompok Badan Dunia. Staf IFC, yang bekerja di Washington dan di 69 kantor cabang, diperkirakan berjumlah 1800 orang.

Portfolio IFC di Indonesia berada dibawah Departemen Asia Timur dan Pasifik. Direktur Departemen Asia Timur dan Pasifik adalah Javed Hamid. Perwakilan Regional di Jakarta adalah Amitava Banerjee. Alamat mereka adalah:

International Finance Corporation
2121 Pennsylvania Avenue, N.W.
Washington, DC 20433, USA
Tel: (1) (202) 473-0400
Fax: (1) (202) 974-4340
International Finance Corporation
Gedung Bursa Efek Jakarta
Menara 2, Lantai 13
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190, Indonesia
Tel: (62) (21) 5299-3001
Fax:(62)(21) 5299-3002

Portfolio IFC

Portfolio IFC beragam, walau terutama terpusat pada jasa keuangan, infrastruktur, serta pembangunan proyek minyak, gas dan tambang.


Distribusi Sektoral IFC yang Disetujui untuk Tahun Fiskal 2000
Jumlah total: US$ 5,8 milyar
SEKTOR %
Jasa-jasa Keuangan 45,9
Infrastruktur 23,3
Minyak, Gas dan Pertambangan 11,0
Semen dan Bahan-bahan Konstruksi 3,1
Makanan dan Agribisnis 2,9
Jasa-jasa Sosial (layanan kesehatan, pendidikan) 2,8
Manufaktur 2,6
Kimia dan Petrokimia 2,6
Kayu, Pulp dan Kertas 2,5
Lain-lain 3,3

Pada tahun 2000, IFC menyetujui 258 proyek baru yang bernilai US$ 3,5 milyar dari anggaran mereka sendiri, dan memobilisasi US$ 2,3 milyar dari perusahaan-perusahaan swasta melalui program-program sindikasi. IFC telah beroperasi di 129 negara. Salah satu kritik terhadap mereka adalah karena sebagian besar aktivitasnya terpusat di negara-negara seperti Rusia dan Brazil, yang kurang begitu memerlukan dana pembangunan dan dapat menarik kreditur sektor swasta lainnya.


IFC di Indonesia

Indonesia adalah portfolio negara terbesar ketujuh bagi IFC. Sejak Indonesia bergabung dalam organisasi ini pada tahun 1968, IFC telah menyetujui pendanaan bagi 98 proyek di Indonesia (hingga 31 Desember 2000), dengan total biaya proyek sebesar US$ 8,5 milyar. Jumlah ini mencakup pendanaan IFC sebesar US$ 1,44 milyar dan US$ 1,61 milyar yang dimobilisasi melalui pinjaman sindikasi IFC.


Portfolio IFC di Indonesia (yang disetujui) (US$ 471 juta)
hingga 31 Desember 2000
SEKTOR %
Jasa-jasa Keuangan 9
Tekstil 16
Makanan dan Minuman 14
Teknologi Informasi 12
Kimia 10
Barang konsumsi 6
Logam Utama 10
Transportasi 7
Produksi Mineral bukan Logam 11
Lain-lain 5

Investasi IFC di Indonesia ditujukan pada proyek-proyek sektor pertambangan, pertanian dan keuangan. Selain itu juga ada penekanan pada investasi swasta dalam sektor telekomunikasi, transportasi dan air. Dalam sektor keuangan IFC menawarkan berbagai instrumen keuangan baru, investasi dalam bank-bank komersial swasta dan perantara keuangan untuk perumahan. Pada intinya, pinjaman IFC untuk lembaga-lembaga keuangan yang pada gilirannya akan meminjamkan dana tersebut kepada perorangan atau lembaga lainnya.

Untuk memberi gambaran yang lebih baik tentang operasi IFC di Indonesia, berikut ini adalah daftar proyek yang didanai IFC pada periode 1997-2000.


Proyek IFC yang Disetujui - Indonesia (1997- Juni 2000)
(jumlah dalam juta US$)
Keterangan Pinjaman IFC Ekuitas IFC Kuasi-ekuitas IFC IFC Lain Sindikasi Pen-danaan Total Proyek Jumlah Total Proyek
Tahun 2000              
Desa Ciluluk Sebuah koperasi menerima modal awal kerja untuk menopang kegiatan tenun-bukan-mesin 0,04 0 0 0 0 0,04 0
PT Bank NISP, Tbk berencana untuk mengembangkan jaringan cabang dan jalur bisnis untuk menyikapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Dan untuk berkompetisi lebih baik dalam sektor perbankan pasca krisis yang lebih terkonsolidasi. 0 5 0 0 0 5 5
PT Makro Indonesia, jaringan hipermarket swalayan yang menjual produk makanan dan non-makanan, sedang mengembangkan operasi distribusi kulakan melalui dana yang diperoleh dari penjualan saham kepada investor yang sudah memiliki saham PT Makro (rights issue). 0 1,33 0 0 0 1,33 42,5
PT Petrosea, kontraktor engineering, konstruksi dan pertambangan multidisiplin, akan menggunakan dana untuk menutup kebutuhan mendesak akan biaya modal 2000-2001, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan keuntungan. 15 1,8 8,2 0 0 25 83
Tahun 1999              
Fasilitas Kredit Perdagangan Indonesia menyediakan modal kerja bagi perusahaan Indonesia yang berorientasi ekspor dan meningkatkan peluang bank-bank internasional mau melakukan transaksi keuangan perdagangan dengan mereka. 0 0 0 50 0 50 140
P.T Indorama, produser eksportir benang poliester, menggunakan modal kerja untuk terus beroperasi secara penuh. Melalui pasar sekunder IFC membeli ekuitas untuk mendukung perusahaan yang aktif secara ekonomi ini selama krisis keuangan melanda Asia. 30 3,5 0 0 0 33,5 33,5
Tahun 1998              
PT Megaplast Jayacitra akan membangun fasilitas cetak plastik untuk memproduksi kerangka kaset video untuk pasar lokal. Proyek ini memungkinkan Megaplast mendiversifikasikan kapasitas pabrik, meningkatkan produksi, dan bersaing di pasar global. 11,5 2,5 0 0 0 14 56
Tahun 1997              
PT AdeS Alfindo Putrasetia mengembangkan dan memodernisasikan fasilitas produksi air dan minuman. 24 7     46 77 97,4
PT Alumindo Light Metal Industry untuk modernisasi dan pengembangan kapasitas produksi lempeng dan lembar gulung aluminium panas dan dingin. 15 0 0 0 20 35 97,4
PT Bank NISP membiayai usaha kecil dan menengah. 100 0 0 0 0 10 10
PT Berlian Laju Tanker mendapat 10 tanker produksi kecil yang berlayar dengan bendera Indonesia. 22 20 0 0 68 110 120
PT Kalimantan Sanggar Pusaka & Subsidiaries mengembangkan hasil produksi minyak sawit dan karet dengan menanamkan modal di perkebunan, prosesing dan penyimpanan/gudang pelabuhan. 20 15 0 0 15 50 161,5
PT Sayap Mas Utama dan PT Wings Surya untuk meningkatkan dan mengembangkan fasilitas produksi sabun dan deterjen di Jakarta dan Surabaya. 25 0 0 0 55 80 120,8
Referensi: IFC Annual Reports 1997-2000


Artikel ini sebagian besar dirangkum dari Panduan untuk Aktivis yang diterbitkan Bank Information Center "The International Finance Corporation and the Multilateral Investment Guarantee Agency" (Nomor 4); IFC and Indonesia (terbitan IFC); situs IFC.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: situs IFC www.ifc.org dan Bank Information Center www.bicusa.org




Factsheet LKI diterbitkan oleh Down to Earth, Kampanye Internasional untuk Lingkungan Hidup yang Berkeadilan di Indonesia.

Update dan Factsheet tentang LKI tersedia dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Anda dapat memperolehnya melalui email (versi rtf) secara cuma-cuma. Edisi cetak tersedia sebagai suplemen newsletter DTE. Newsletter dapat Anda peroleh dengan cara berlangganan atau saling tukar dengan publikasi organisasi Anda.

Bila Anda ingin menerima Update bulanan dan Factsheet via email, silakan kirim alamat email Anda ke dte@gn.apc.org. Cantumkanlah bahasa yang Anda kehendaki. Anda juga bisa memilih kedua bahasa.


Kantor: 59 Athenlay Rd, London SE15 3EN, England, email: dte@gn.apc.org tel/fax:+44 207732 7984; web:http://www.gn.apc.org/dte


   Advokasi    DTE Homepage    Buletin    Link