Switch to English



Factsheet Down to Earth tentang Lembaga-lembaga Keuangan Internasional

No 21, Februari 2002


LKI di Indonesia

LKI adalah singkatan dari Lembaga-lembaga Keuangan Internasional atau International Financial Institutions (IFIs). LKI merupakan organisasi internasional, yang beranggotakan beberapa pemerintahan negara, biasanya negara maju. Mereka meminjamkan uang kepada negara berkembang. LKI yang paling menonjol adalah Kelompok Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Asian Development Bank (ADB). LKI juga dikenal sebagai Bank-bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Banks).

Seri Factsheet bulanan tentang LKI ini menyajikan informasi tentang kiprah mereka di Indonesia.


Kajian Industri Ekstraktif (EIR) Kelompok Bank Dunia

Bagian 2 dari 2

Menanggapi permintaan untuk memperbaiki proses Kajian Industri Ekstraktif (EIR), Eminent Person (semacam Tokoh Utama), Dr. Emil Salim, dan Presiden Bank Dunia yang memilih Emil Salim untuk memimpin kaji ulang tersebut, menyetujui suatu perubahan penting. Kerangka acuan (ToR) tim EIR telah direvisi dan dipublikasikan di situs web EIR. Namun demikian, pertanyaan mendasar tentang bagaimana kaji ulang akan ditindaklanjuti, masih menjadi pertanyaan yang harus dijawab baik oleh Bank Dunia dan tim EIR.

Keprihatinan tentang Kurangnya Kemandirian dan Proses yang Diusulkan yang Cacat

Sejak lokakarya perencanaan EIR di Brussels pada Oktober 2001, telah muncul sejumlah pertanyaan tentang beberapa kendala yang dapat mempengaruhi mutu kaji ulang. Ini mencakup kurangnya waktu untuk melaksanakan proses kaji ulang dengan integritas dan kredibilitas, kurangnya kemandirian yang hakiki terhadap Kelompok Bank Dunia, dan masalah-masalah dalam memperoleh kepercayaan penuh dan kerja sama dari para stakeholder utama.
(Daftar lengkap kendala dapat dilihat pada Factsheet 20)

Akibatnya, seperti yang ditemukan Dr. Emil Salim, proses EIR tidak dapat berjalan sebagaimana diharapkan. Ia juga harus menghadapi tuduhan sebagai antek-antek Kelompok Bank Dunia dalam proses ini.


Presiden Bank Dunia Menyetujui Beberapa Perubahan pada EIR

Pada 2 Januari 2002, Dr. Emil Salim menyurati Presiden Bank Dunia Wolfensohn serta merinci usulan perubahan dalam pengaturan proses dan logistik. Presiden Wolfensohn menjawab pada 17 Januari 2002. Di bawah ini adalah perubahan yang diminta Emil Salim dan disetujui oleh Presiden Wolfensohn.

Kerangka Waktu Kaji Ulang
Keprihatinan muncul bahwa kerangka waktu yang diusulkan hingga proses tuntas -pada September 2002- terlalu singkat untuk mengadakan empat konsultasi regional dengan kunjungan lapangan di Asia, Amerika Latin, Afrika, dan Asia Tengah. Selain itu, dalam kerangka waktu pertama, tidak ada cukup waktu bila konsultasi dan kunjungan lapangan tersebut digabungkan dengan dialog dan pertemuan dengan para stakeholder tanpa mengorbankan mutu kajian. Juga penting bagi tim EIR untuk mempertimbangkan temuan Departemen Evaluasi Operasi (OED) dan kaji ulang Kelompok Evaluasi Operasi (OEG) Bank Dunia. Laporan Sementara Tahap I OED/OEG, berakhir pada akhir Juni 2002, akan memuat setumpuk analisis statistik yang mencakup seluruh proyek Bank Dunia/IFC. Laporan Tahap II, yang terutama akan terdiri dari studi kasus di enam negara, diperkirakan rampung pada akhir 2002. Laporan akhir OED/OEG dijadwalkan selesai pada Mei 2003.

Presiden Wolfensohn menyetujui kerangka waktu kaji ulang harus diperpanjang hingga Juni 2003. Kerangka waktu yang baru ini akan memungkinkan tim EIR dan para stakeholder terlibat dalam proses dan juga mengkaji:

Pada Juni 2003, laporan akhir EIR akan diserahkan kepada Presiden Wolfensohn dan publik.

Anggaran
Dalam pengaturan sebelumnya, Sekretariat bersama Eminent Person tidak mempunyai kemampuan untuk mencairkan dana atas permintaan Eminent Person. Anggaran harus dinegosiasikan antara tim Eminent Person dan Departemen Minyak, Gas dan Tambang dari Kelompok Bank Dunia. Selain itu, setengah anggaran sebesar 3,1 juta USD telah di pra-alokasikan untuk staf Bank Dunia untuk menghadiri pertemuan yang diatur oleh Eminent Person dan untuk Sekretariat yang berbasis di Washington. Akibatnya, hanya sedikit dana yang tersisa untuk konsultasi, pakar, dan penasihat yang diperlukan untuk menjamin mutu kajian. Sementara sebagian anggaran telah digunakan dan sebagian lagi masih tersedia, sekarang selebihnya berada di bawah kendali penuh Eminent Person. Eminent Person juga mendapat kemandirian untuk menghimpun dana bila dianggap perlu, dan EIR terbuka bagi sumbangan dana dari para stakeholder Kaji Ulang, sejauh pemberian tersebut tidak mengganggu kemandirian. Penggunaan dana akan diuraikan secara rinci dalam situs web EIR.

Sekretariat & Tim
Staf sekretariat, termasuk Kepala Deputi, ditunjuk oleh para anggota senior Kelompok Bank Dunia. Akibatnya, terjadi tumpang tindih persepsi tentang peran dan tanggung jawab dengan Kepala Sekretariat dan muncul masalah koordinasi. Misalnya, komunikasi eksternal yang tidak terkoordinasikan oleh kepala deputi, berdampak negatif terhadap efektivitas proses EIR dalam membangun kepercayaan berbagai stakeholder. Dipertanyakan pula lokasi Sekretariat EIR yang berbasis di Washington satu gedung dengan IFC, terutama tentang kemandirian Sekretariat terhadap Bank Dunia. Selain itu, Emil Salim berbasis di Jakarta dan hanya dibantu oleh seorang asisten pribadi dan seorang sekretaris paruh waktu.

Sejak 1 Februari 2002, Sekretariat EIR akan berbasis di Jakarta, bersama-sama dengan Dr. Emil Salim. Dr. Bernard Salome, Kepala Deputi Sekretariat EIR yang berbasis di Washington, tetap menduduki jabatannya walau sekarang ia berbasis di Jakarta. Sekretariat EIR akan terdiri dari Dr. Bernard Salome, Chandra Kirana, dan seorang sekretaris purna-waktu di Jakarta. Sementara itu, Roberta Lovatelli, Julia Grutzner, dan Iona Zamfir tetap bertugas di Washington, DC.

Sementara itu, Emil Salim telah menunjuk Robert Goodlan, seorang pensiunan spesialis lingkungan Bank Dunia, sebagai penasihatnya dalam aspek lingkungan dan sosial dari industri ekstraktif, memberikan dukungan dalam konsultasi dan mengkoordinasikan komite pakar.

Tim EIR dalam Pelaksanaan Proses

Menjawab pertanyaan tentang kurang jelasnya proses EIR dan seberapa jauh keterlibatan tim EIR dalam proses, pada akhir Januari 2002 Emil Salim mengatakan bahwa tim EIR akan bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan dengan para fasilitator Lokakarya Konsultasi Regional dan Akhir. Tim EIR mengklaim bahwa mereka akan menetapkan prosedur yang jelas yang akan menjamin partisipasi dan dialog positif antara kalangan masyarakat, pelaku bisnis, dan pejabat pemerintah, serta staf Kelompok Bank Dunia.

Komposisi tiap lokakarya akan terdiri dari 15 wakil pemerintah, 25 wakil masyarakat (sepuluh dari LSM, sepuluh dari perwakilan komunitas, dan lima wakil organisasi buruh), 15 perwakilan industri (lima dari perusahaan yunior, lima dari perusahaan senior, dan lima dari tambang berskala kecil), sepuluh wakil Kelompok Bank Dunia, dan lima mewakili kelompok kepentingan seperti akademisi.

Kerangka Acuan telah Direvisi dan Tersedia di Situs Web EIR

Pada awal Januari 2002, kerangka acuan (TOR) yang telah direvisi akhirnya dipublikasikan. Emil Salim mengaku bahwa TOR hasil revisi itu telah mempertimbangkan masukan yang diberikan selama lokakarya perencanaan di Brussels, surat-surat dari masyarakat sipil, dan masukan dari stakeholder lain, baik yang diberikan secara formal dan informal.


Masalah yang Diangkat Presiden Wolfensohn

Sementara banyak permintaan Emil Salim yang dipenuhi, Presiden Wolfensohn bersikeras pada dua isu penting: Partisipasi Aktif Bank Dunia dalam Proses
Presiden Wolfensohn bersikeras agar staf Bank Dunia menjadi peserta aktif dalam kaji ulang. Ia mengatakan kaji ulang yang tidak melibatkan staf Kelompok Bank Dunia sebagai peserta aktif dalam proses konsultasi, akan menghasilkan rekomendasi yang tidak didasarkan pada fakta sesungguhnya tentang operasi Bank Dunia, dan karena itu kurang bermanfaat bagi Dewan Eksekutif dan Manajemen.

Partisipasi Bank Dunia dalam kaji ulang telah mendapat kecaman. Kelompok-kelompok masyarakat sipil berpendapat bahwa sebaiknya Bank Dunia tidak berpartisipasi sebagai stakeholder yang setara dalam pertemuan karena tidak membantu tercapainya tujuan konsultasi, yaitu menggali dan memunculkan perspektif dan pengalaman lokal. Kehadiran mereka juga dapat mempengaruhi diskusi yang akan menjadi landasan bagi rekomendasi EIR. Staf Bank Dunia seharusnya hanya menjadi pengamat dan, bila diminta, membuat klarifikasi tentang fakta.

Pemerintah dan Rakyat Negara Berkembang sebagai Stakeholder Utama
Dalam suratnya kepada Emil Salim bertanggal 17 Januari 2002, Presiden Wolfensohn mengatakan bahwa kaji ulang ini ditujukan untuk, dan atas nama, rakyat miskin yang hidup di negara-negara berkembang. Rakyat dan pemerintah negara-negara berkembang harus menjadi stakeholder utama dalam tiap konsultasi. Lebih jauh ia mengatakan, industri ekstraktif yang melakukan investasi di negara-negara tersebut juga harus mengemukakan pendapat, karena mereka dapat memberikan petunjuk tentang apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin bagi Bank Dunia untuk berkiprah dalam industri tersebut.

Pernyataan Presiden Wolfensohn tentang isu ini dipandang sebagai bantahan terhadap pendapat yang menyebutkan bahwa beberapa kelompok stakeholder terlalu mempengaruhi Dr. Salim. Kelompok-kelompok sipil yang bekerja dalam isu-isu lingkungan, masyarakat asli, pertambangan, keadilan global, dan reformasi MDB, aktif memantau proses EIR. Mereka mempublikasikan banyak informasi tentang masalah proses EIR yang diusulkan dan aktif memberi informasi kepada Emil Salim tentang proses usulan yang cacat. Hal ini dipandang oleh kelompok pemegang saham tertentu - kemungkinan besar staf Bank Dunia dan perwakilan industri - sebagai gerakan yang terlalu mengontrol.


Agenda Acara Baru

Karena ada kerangka waktu Kaji Ulang yang baru, agenda acara pun turut berubah. Lokakarya pertama akan berlangsung di Amerika Latin pada April 2002. Rincian agenda acara baru adalah sebagai berikut:

Waktu Aktivitas
Februari 2002 Pembukaan Kantor Kaji Ulang Industri Ekstraktif di Jakarta
16- 19 April 2002 Lokakarya I Konsultasi Regional - Kawasan Amerika Latin & Karibia
20-23 Mei 2002 Lokakarya II Konsultasi Regional - Kawasan Afrika & Timur Tengah
14-17 Juli 2002 Lokakarya III Konsultasi Regional - Kawasan Asia/Pasifik, Lombok, Indonesia
Agustus 2002 Lokakarya IV Konsultasi Regional - Kawasan Eropa Timur & Asia Tengah
S/d 30 Agustus 2002 Batas waktu bagi proyek penelitian dan Konsultasi Masyarakat;
Konsultasi ditutup sementara untuk penulisan laporan
Desember 2002 Draft Laporan ditayangkan di web dan disebarkan secara luas untuk memperoleh masukan
3-6 Januari 2003 Lokakarya Konsultasi Akhir untuk membahas Draft Laporan
Juni 2003 Laporan Konsultasi Akhir dibawakan oleh Prof. Emil Salim kepada Presiden Kelompok Bank Dunia
Dalam waktu 3 bulan sejak presentasi laporan akhir Rekomendasi Manajemen kepada Dewan Direksi Kelompok Bank Dunia tentang "Industri Ekstraktif"


Pertempuran Berikutnya: Substansi

Meskipun bagaimana sekretariat dan tim akan bekerja serta seberapa besar kemandirian dan akuntabilitas mereka masih memunculkan banyak pertanyaan, perdebatan tentang isu logistik dan proses tampaknya akan segera usai. Walau demikian, EIR masih harus menjawab isu yang lebih penting: substansi kaji ulang. Contohnya, berdasarkan kriteria apa penelitian dilaksanakan; proyek apa yang dikunjungi; apa fokus tiap kunjungan lapangan; bagaimana menyeleksi lokakarya perencanaan; dan bagaimana membuat kesimpulan, atas dasar lingkup regional serta keragaman dan kompleksitas isu dan proyek. Tim EIR juga harus segera mengidentifikasi Kelompok Pakar dan fasilitator yang kredibel dan dapat diterima untuk konsultasi regional.

Hingga kini, diskusi semacam itu belum muncul, meskipun tim EIR harus siap dengan sekurang-kurangnya kriteria umum sebagai rujukan.


Apa Tindak Lanjut Kaji Ulang?

Pertanyaan mendasar tentang EIR adalah apa tindakan Bank Dunia setelah pelaksanaan kaji ulang ini? Sejauh ini Bank Dunia menolak memberi tanggapan jelas tentang apa langkah mereka untuk meng'operasionalisasi'kan rekomendasi EIR. Pengalaman terdahulu dengan Komisi Dam Dunia (WCD) menunjukkan bahwa Bank Dunia, salah satu sponsor utama komisi, menolak melaksanakan rekomendasi komisi. Melihat pengalaman WCD dan kurang jelasnya penjelasan Bank Dunia tentang tindak lanjut rekomendasi EIR, tampaknya Bank Dunia ingin tetap berperan sebagai pengambil keputusan akhir tentang tindakan nyata dan petunjuk operasional sebagai hasil EIR.

Sumber:
Surat Prof. Emil Salim kepada Presiden Wolfensohn. Bertanggal 2 Januari 2002
Surat Presiden Wolfensohn kepada Prof. Emil Salim. Bertanggal 17 Januari 2002
Surat Prof. Emil Salim kepada seluruh Stakeholder Kaji Ulang Industri Ekstraktif. Bertanggal 30 Januari 2002
Situs web Kaji Ulang Industri Ekstraktif www.eireview.org
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) www.walhi.or.id


Kontak, LSM
Emmy Hafild, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), walhi@walhi.or.id
Philippines Indigenous Peoples Links tongtong@gn.apc.org
Vicky Corpuz, Tebtebba Foundation, Filipina vco@skyinet.net
Keith Slack, Oxfam America kslack@oxfamamerica.org
Marcus Colchester, Forest Peoples Programme, Inggris marcus@fppwrm.gn.apc.org

*Patut dicatat bahwa Oxfam AS menemukan bahwa minyak, tambang dan kemiskinan berhubungan erat - lihat update IFI bulan depan



Factsheet LKI diterbitkan oleh Down to Earth, Kampanye Internasional untuk Lingkungan Hidup yang Berkeadilan di Indonesia.

Update dan Factsheet tentang LKI tersedia dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Anda dapat memperolehnya melalui email (versi rtf) secara cuma-cuma. Edisi cetak tersedia sebagai suplemen newsletter DTE. Newsletter dapat Anda peroleh dengan cara berlangganan atau saling tukar dengan publikasi organisasi Anda.

Bila Anda ingin menerima Update bulanan dan Factsheet via email, silakan kirim alamat email Anda ke dte@gn.apc.org. Cantumkanlah bahasa yang Anda kehendaki. Anda juga bisa memilih kedua bahasa.


Kantor: 59 Athenlay Rd, London SE15 3EN, England, email: dte@gn.apc.org tel/fax:+44 207732 7984; web:http://www.gn.apc.org/dte


   Advokasi    DTE Homepage    Buletin    Link