Bumi tersandung pada rintangan pertama

Para pemegang saham yang kritis di luar RUPST Bumi plc (Photo: DTE)

Informasi singkat DTE, 14 Juni 2012

Para aktivis mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengusik kepada Bumi plc dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang pertama di London hari Kamis tanggal 14 Juni 2012. Bumi plc mendaftarkan diri dalam Bursa Saham London (LSE) awal tahun ini di tengah-tengah kritik mengenai tata pengelolaan, lingkungan dan hak asasi manusia.

Menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh DTE, London Mining Network (LMN) dan War on Want, Bumi plc mengatakan tidak ada masalah dengan pekerja di tambang Kaltim Prima di Kalimantan Timur. Mereka juga tidak mau berurusan dengan masalah yang menyangkut para kontraktor.

Ketika ditanya mengenai soal tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), Ketua Dewan Direktur Bumi plc, Samin Tan, menyatakan bahwa rakyat Indonesia lebih berkuasa daripada bisnis. Jawaban tersebut ditanggapi secara skeptis oleh para aktivis pemegang saham yang kritis.  

Tidak ada satu pun anggota keluarga Bakrie, pemegang saham utama Bumi plc, hadir dalam pertemuan tersebut. Padahal (atau mungkin justru karena itu) ada kritik terhadap penolakan keluarga tersebut untuk bertanggungjawab atas kecelakaan banjir lumpur di Jawa Timur tahun 2006 yang menyebabkan sejumlah orang tewas dan ribuan orang tergusur dari tanah mereka.

Atas nama aktivis Indonesia sebuah pertanyaan diajukan kepada Bumi plc mengenai polusi di kawasan konservasi bahari oleh Berau Coal, salah satu perusahaan di bawah Bumi plc. Mereka membantah ada polusi bahan-bahan kimia.

Bumi plc juga mendapat pertanyaan mengenai kepemilikan saham, terkait dengan struktur korporasi yang sangat rumit. Sikap perusahaan yang mengelak menjawab menunjukkan kurangnya transparansi terkait dengan struktur dan aktivitasnya.

Bumi plc tampaknya bingung menjawab pertanyaan bagaimana mereka akan menyikapi tantangan perubahan iklim – apakah perusahaan telah menaksir secara memadai risiko-risiko berinvestasi dalam bisnis batu bara dengan mempertimbangkan masalah perubahan iklim yang terkait dengan bahan bakar fosil? Sepertinya mereka bahkan tidak mengerti mengapa pertanyaan tersebut diajukan.

Ada perdebatan dalam pertemuan tersebut mengenai apa yang dimaksud dengan ‘keterlibatan’ antara perusahaan dengan para pengritiknya. Tampaknya perusahaan ingin terus melakukan bisnis ‘abal-abal’nya secara tertutup di balik pintu.

Pertanyaan ‘mengapa perusahaan ini dibiarkan untuk masuk dalam Bursa Saham London’ tetap tidak terjawab. 

Informasi lebih lanjut:

DTE-LMN-WOW Press Release 14 Juni 2012.

Bumi's Utterly Extraordinary AGM, oleh London Mining Network, 14 June 2012.

An Indonesian coal mining company on the London Stock Exchange, DTE newsletter, Mei 2012.

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, DTE newsletter, Agustus 2010

UK-listed companies and the case for further oversight, London Mining Network, Februari 2012