Pertambangan, minyak & gas

Down to Earth No.85 - 86, Agustus 2010

DTE bertanya kepada aktivis keadilan iklim Mark Lloyd mengenai batubara dan aktivisme (menentang) batubara di Skotlandia... dan pemikirannya setelah membaca laporan JATAM yang bertajuk “Mautnya Batubara“.

Down to Earth No.85 - 86, Agustus 2010

Oleh Geoff Nettleton, Kailash Kutwaroo, disunting oleh Richard Solly dengan masukan dari Roger Moody dan Mark Muller.

Meningkatnya rata-rata suhu atmosfer dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem banyak dipahami sebagai ancaman penting terhadap masa depan dari seluruh masyarakat manusia dan zona ekologi sekarang ini.1

Down to Earth No.85 - 86, Agustus 2010

Tulisan di bawah ini disarikan dari laporan khusus Roger Moody dari Nostromo Research, untuk Mines and Community, mengenai aspek lingkungan, ekonomi dan sosial dari ketergantungan batubara global-dengan referensi khusus untuk Indonesia dan India.

Laporan lengkap terdapat di www.minesandcommunities.org/article.php?a=10299.

Down to Earth No.85 - 86, Agustus 2010

Tulisan di bawah ini disarikan dari laporan khusus Roger Moody dari Nostromo Research, untuk Mines and Communities. Laporan lengkap terdapat di www.minesandcommunities.org/article.php?a=10299.

Negara dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia ini, sampai belum lama ini, diyakini memiliki cadangan batubara keempat terbesar di dunia. Mayoritas tambang batubara dimiliki dan dikelola oleh satu perusahaan negara, Coal India Ltd (CIL), yang merupakan perusahaan batubara terbesar di dunia dilihat dari volumenya (PTI, 24/2/1010).

Tulisan di bawah ini disarikan dari laporan khusus Roger Moody dari Nostromo Research, untuk Mines and Communities. Laporan lengkap terdapat di www.minesandcommunities.org/article.php?a=10299.

Anglo Coal (anak perusahaan Anglo American plc yang terdaftar di bursa Inggris dan berbasis di Afrika Selatan), berusaha mendapatkan kesempatan untuk mengeksploitasi batubara termal di Indonesia (Reuters 12/4/2010).

Down to Earth No.85 - 86, Agustus 2010

Oleh Andrew Hickman, DTE

Down to Earth No.84, Maret 2010

Jaringan Advokasi Tambang Indonesia (JATAM) tengah melakukan kampanye untuk menghentikan dukungan Bank Dunia bagi tambang nikel dan kobalt yang akan menghancurkan hutan dan kehidupan di Pulau Halmahera, bagian timur Indonesia.

Laporan berikut ini dirangkum dari petisi yang menentang dukungan Bank Dunia, serta dari sumber-sumber JATAM lainnya.